Kisah Mualaf Philippe Troussier: Pelatih Baru Timnas Vietnam

Kisah Mualaf Philippe Troussier: Pelatih Baru Timnas Vietnam

Kisah Mualaf Philippe Troussier: Pelatih Baru Timnas Vietnam
Kisah Mualaf Philippe Troussier: Pelatih Baru Timnas Vietnam

Philippe Troussier adalah seorang pelatih sepakbola yang tidak asing lagi bagi para pencinta sepakbola Asia. Ia dikenal karena pengalaman membawa Timnas Jepang lolos ke 16 besar Piala Dunia 2002.

Baru-baru ini, Troussier diumumkan akan menjadi pelatih baru Timnas Vietnam menggantikan Park Hang-seo yang memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya.

Namun, ada satu fakta menarik mengenai Troussier, yaitu ia adalah seorang mualaf. Keputusan itu diambil pada tahun 2005 setelah dirinya menemukan ketenangan Islam ketika tinggal di Maroko. Bahkan, setelah bermualaf Troussier mengganti namanya menjadi Omar.

Baca Juga:  Kangen Shin Tae-yong, Marselino Ferdinan Kirim Cuitan Kocak

Kala itu, Troussier mengaku awalnya tidak ingin menunjukkan keislamannya dan keluarganya. Namun, setelah lima bulan menangani Timnas Maroko, Troussier menemukan cahaya Islam dan memutuskan untuk menjadi mualaf hingga mengganti namanya menjadi Omar.

Bahkan, kabarnya sang istri juga telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengganti namanya dari Dominique menjadi Amina.

Pengalaman Troussier sebagai pelatih di dua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yaitu Maroko dan Qatar, juga menjadi salah satu faktor yang membuatnya tertarik dengan agama Islam. Namun, Troussier mengatakan bahwa keputusan untuk menjadi mualaf adalah keputusan yang sangat pribadi.

Baca Juga:  Sandy Walsh Berambisi Bawa Timnas Indonesia Tembus Piala Dunia 2026

Sebagai pelatih baru Timnas Vietnam, Troussier diharapkan bisa membawa tim berjuluk The Golden Stars meraih prestasi yang lebih baik.

Dengan pengalamannya yang sudah terbukti, Troussier diharapkan bisa membawa Timnas Vietnam berjaya di pentas sepakbola internasional.

Baca Juga:  STY Akan Lanjut Latih Timnas Indonesia Sampai Akhir Tahun

Dengan keputusan Troussier untuk menjadi mualaf dan memutuskan mengganti namanya, tentunya menjadi sebuah keputusan yang berat bagi dirinya dan keluarganya.

Namun, setiap orang memiliki hak untuk memilih agamanya sendiri. Dan yang terpenting adalah bagaimana kita dapat hidup dengan damai, saling menghormati dan menghargai perbedaan agama, serta menjalankan agama dengan baik dan benar.

close